23

Saat Impian Bersiap Jadi Kenyataan

23

No chat.!!

23

Forever

23

Never Give Up

23

Must be the One

Rabu, 01 Februari 2012

Hanya Tulisan Tangan


Untukmu yang di sana..

belaian kasih indah di rasa,,

Suratan takdir seakan tak berdaya,,

mengurai kisah kita berdua,,

Bersama angan dan harapan kita,,

Saat ini ku ingin berkata,,

Ku rindu kamu semata..

UNtukmu yang disana,

matahari sore menyambut heningnya malam,,

Seakan tak perduli cerita kelam,,

KIsah kita berdua yang patut di kenang,,

menjadikannya pengalaman hidup,,

yang penuh perjuangan,,

Untukmu yang disana,,

Saat hati berbisik,,

dan kesetiaan mulai terusik,,

Tak ada kata yang sanggup terucap,,

dan keadaan yang mulai menguak,,

Merindumu tak perlu di ungkap,,

BErsamamu kan terus berpijak,,

dan tentangmu,,

membuat hati seakan sesak,,

Untukmu yang disana,,

mengenangmu,,

Hal terindah buatku..

Tentangmu,,

Tak kan habis bagiku,,

Senyummu,,

Mengalihkan duniaku,,

dan bersamamu,,

Kisah terindah hidupku..

Untukmu yang disana,,

Malam ini,,

Kau biarkan ku sendiri,,

Terbalut label indahnya memori,,

Tak terdengar kabar mencuat dalam emosi,,

Sebuah kisah yang terlalu sulit tuk ku lalui,,

semua tentangmu..

menjadi sebuah Ilusi diri..

Untukmu yang disana,,

Memandangmu,,

Teringat ku selalu,,

Meskipun begitu singakatnya waktu,,

Tak pernah q rasa jemu,,

Terukir di dalam batinku,,

Untaian salam senyum manismu..

Untukmu yang disana,,

Merindumu terlalu berat rasanya..

Tanpamu terlalu pedih rasanya,,

Banyak kisah terbuang sia sia,,

Banyak kisah yang tak ada artinya,,

Untukmu yang di sana..

Terukir jauh jalinan kasih,,

Berbalut rindu yang amat perih,,

Mencintaimu ku takkan letih,,

Terasing kisah tak berbuih,,

Dan hanya kepadamu,,

Rasa ini kan tertatih,,,

Untukmu yang disana..

Tak ku kenal sebelumnya kamu,,

Namun hati ini terus merindu,,

Tak terduga sebelumnya kamu,,

Membuat rasa ini seakan merdu,,

kIsah terbendung waktu,,

Namun percayalah,,

Rasa ini tetap padamu,,

Untukmu yang di sana,

perjalanan hidup tak semudah yang kita kira,,

JAnganlah kau berteman putus asa..

Sungguh picik itu adanya,,

KEjarlah dan bemimpilah,,

Raihlah apa tujuanmu semula,,

Untukmu yang disana,,

Terlalu besar q berharap padamu,,

Tak perduli waktu,,

Ku tetap menunggu,,

Saat hati ini dibelasah rindu,,

Hanya namamu yang terukir di hatiku..

Dan rasa ini,,

kan tetap tegar dengan janji setiaku...

Untukmu yang disana,,

Teringat kisah kita berdua,,

Saat pertama kali berjumpa..

Saat pertama kali bertegur sapa,,

Mulai tumbuh sejuta rasa,,

Yang selama ini terpendam di dalam dada..

Percayalah,,

Rasa ini hanya untuk kamu semata..

Untukmu yang disana,,

Semburat warna merah langit di sore hari,,

Menyambut malam bersurai mimpi,,

Saat hati dan pikiran tak kenal kompromi..

saat angin malam mulai menyendiri,

Ku kirimkan salam rinduku yang tak berperi...

Untukmu yang disana,,

Janganlah kau terlalu mudah mengucap janji,,

Jika akhirnya kau ingkari,,

JAnganlah kau pintaku setia,,

jika kau sendri pun tak bisa..

janganlah kau berharap mimpi,,

jika kau tak pernah mengerti

Ku masih ingati,,

janji manis dan saat romantis,,

kau pintaku supaya setia,,

dan akhirnya,,

Kau yang berubah...

Untukmu yang disana,,

malam ini terurai sempurna,,

kisah singkat penuh cerita,,

karena denganmu ku rasa bahagia..

Memang tak ada spesial rasanya..

Rasa yang tenggelam seakan mengambang,,

Rindu yang berpulang seakan datang menyambang,,

cinta yang tak lekang, tumbuh bagai ilalang..

Memendam asa sejuta harapan,,

Berperang letih melawan rintangan,,

sejuta impian di genggam tangan,,

bersamamu q yakin semua kan terasa ringan..

Untukmu yang disana,,

Inilah aku,,

ini rasaku,,

ini mimpiku,,

ini cintaku,,

jika tidak kau,,

tidak juga aku,,

biarkan ku disini,,

tuk berharap..

tuk memberi,,

tuk bermimpi,,

tuk mencintai,,

dirimu,,

itu saja,,

dan cukup untukku,,,

ore ini,,

angin tak berhembus,,

kehampaan mulai mengendus,,

Disaat perasaan ini telalu jauh,,

disaat raga ini terlalu renta,,

Dan disaat jiwa ini terlalu tua,,

Ku sandarkan rasa ini,,

Padamu,,

yang tak ku tahu dimana kini..

Ku titipkan rindu ini..

padamu,,

yang selalu berbalut emosi..

menantimu,,

Jadi meronda bagiku,,

Mengharapmu,,

MImpi terindah dalam hidupku,,

bersamamu..

Tak terhalang batas dan waktu

Untukmu yang disana,,

Malam ini,,

Gerimis turun lagi,,

Seakan tahu akan suasana hati,,

Ku masih disini,,

Tak apa jika kusendiri malam ini,,

Karena ku masih punya hati,,

Untuk menanti,,

untuk sebuah alasan yang tak kan pernah ku mengerti,,

Tak apa jika gerimis turun lagi..;

ku hanya ingin kau mengerti,,

ini rasaku,,

ini rinduku,,

yang kan terus tertahan tak bertepi...

PAgi ini,,

Mentari enggan menampakkan wujudnya,,

Angin pun seakan malas bersingungan,,

MEnambah resah suasana kehidupan,,

saat hati dan pikiran mulai runyam..

Ku di sini,,

berarap kau mengerti,,,

MEnanti datangnya esok pagi,,

Yang membawa secerca harapan mimpi,,

Ku disini,,

Baik baik saja,,,

Beharap kau selalu ada,,

Meski nyatanya,,,

Kau sudah ada yang punya,,,

Petang ini..

Cahaya mentari sore menyeruak,,

Menyambut dinginnya malam penuh sesak,,

PAndangan melolong jauh,,

Menyingkap keadaan berpangku pundak..

Menantimu,,

Sebuah ingatan terindahku..

Terbujur kesunyian yang kaku..

Terdungkus memori nan pilu..

Ini jalanku..

ini paradeku,,

ini lintasanku,,

ini tentangmu..

Malam ini,,

Termenung duduk ku sendiri,,

Menyingkap kisah berimajinasi,,,

Ku kan tetap disini,,

Menunggu kenyataan yang berawal dari mimpi..

Ku kan tetap disini,,

Terdiam dalam sepi,,

Diam,,

Mengunci bibirku..

Sendiri,,

Ku tetap menanti,,

Tak apa jika ku menangis saat ini,,

Jika merindukanmu amat dalam dan perih..

jika harapkanmu ada nanti..

Karena,,

Tiadamu, Sunyi..

Untumu yang disana,,

Menantimu,,

Tiada kepastian belaka,,

Mengharapmu,,

Hanya impian semata..

Tak apa jika kau tak peduli..

Karena ku hanya ilusi,,

Tak apa jika kau berlari..

Karena ku tak bisa mengerti,,

Namun,,

Mengenangmu,,

Bukan q tak tau diri,,

Pagi tanpa harapan,.

Sore tanpa kenangan..

Malam tanpa impian..

Semua berjalan tanpa alasan..

Jika pengorbanan jad kepalsuan..

Tak akan merubah yang kita harapkan..

Satu kata,

satu rasa,

satu makna..

Bertahan untuk selamanya....

Mentari pagi menyingsing,,

Semerbak kicauan burung nan bising,,

Terbangun dari mimpi yang hening,,

Menyambut HAri Baru nan bening..

Di hari itu,,

Teringat kerlingan matamu,,

Di hari itu,,

Teringat senyum indahmu,,

Dihari itu,,

Suasana damai bersamamu,,

Di hari itu...

Kenangan terindah buatku..

Untukmu,,

Ini ku tuliskan,

untukmu,,

Ini ku curahkan,,

Dan hanya untukmu,,

Rasa ini ku persembahkan..

by : LUGITO PRASETYO follow lgt on twitter @lgtpptt

Selasa, 24 Januari 2012

Untukmu yang disana

Untukmu yang disana,,

sedih tiada terkata,,

senang tiada terkira,,

merindumu seakan tak berdaya,,

goresan tinta seakan berbicara,,

Namun waktu yang akan menjawabnya,,

Untukmu yang disana..

mengagumi,,

di kagumi,,

tak berbeda..

Menyatukan dua asa,,

berharap tujuan yang sama,,

kau, aku, dan kita,,

Untukmu yang disana,,

Memulai kisah tanpa cerita,,

Membuat cerita menjadi nyata,,,

Tak ada kisah tanpa cerita,,

sungguh,,

semua indah pada waktunya,,,

Untukmu yang disana,,

Sore ini hujan turun lagi,,

Mengingatkanku pada kisah yang tak berperi,,

seakan tau dinginnya hati,,

bercampur aduk dalam emosi,,

rindu yang terdalam,,

rasa yang terpendam,,

terbungkus rapi,

dalam cinta dan harapan,,,

Menunggu,,,

memang butuh waktu...

Haruskah ku yang dahulu,,

namun semua tak perlu..

bagaimana caranya agar dirimu,,

bisa tahu,,

kalau aku padamu,,,

Untukmu yang di sana,,

Sebauh jalan yang harus ku tapakki,,

BErsanding jauh lubang dan duri,,

Tak pernah kah kau mengerti?

Semuai ini hanya ilusi,,

JAnganlah kau terlalu menutup diri,,

sungguh ndah jika kau tak terus berlari,,

Untukmu yang disana,,

untukmu yang ku sayangi,,

untuk sebuah rotasi,

untuk kita, kau, aku, dan kini,,

untuk sebuah alasan yang tak pernah ku pahami,,

ku rindu padamu,, hanya itu,,

ku sayang padamu,,tidak karena kau,,

ini aku, ini rasaku..

ini cintaku,

jika tidak kau, tidak pula aku,,

Untukmu yang di sana,,

ku hanya ingin kau mengerti,,

ini yang ku rasa dan tak kan pernah ku ingkari,,

ku hanya ingin sendiri,,

Diam, mengunci bibirku dan sendiri..

Ini paradeku, ini lintasanku,,

dan semua tentangmu tak kan pernah ku mengerti..

ini ruangku, ini persimpanganku,,

dan semua tetap tentangmu, tak henti,,

ini hatiku, kepinganku,

dan tiadamu, sunyi...

Aku baik baik saja,,

Ku hanya ingin sendiri,,

Hanya ingin habiskan rasa ini,,

Hanya ingin lukiskan senyummu dalam sepi,,

q tak apa disini,,

jika rindukanmu amat dalam dan perih,,

jika harapkanmu ada dan nanti,,,

Untukmu yang di sana,,

Sore ini hujan turun lagi,,

Semakin lama semakin meninggi,,

Nada sepi beriringan sunyi..

Duduk termangu,,

Menunggu habisnya waktu..

untukmu dan dirimu,,

Untukmu yang di sana,,

Ku merindukanmu,,

Sedalam asa dan anganku..

Tak pernah kah kau tahu,,

Perhatikanlah apa yang ada di depanmu,,

Janganlah terlalu rapat kau tutup pandanganmu,,

sungguh,,

Merugi jika kau biarkan berlalu...

Teringat di saat bersama,,

Terlukis indah di pandang mata,,

Tak ada yang bisa menggantikannya,,

Saat cinta tak bisa bicara,,

Dan saat setia berakhir dusta..

kesabaran kan terus teruji,,

ketenangan yang kan jadi kunci,,

Melangkah dengan tegap berdiri..

Menyingkap ranjau dan duri..

Menapaki siang dan malam yang sunyi..

demi sebuah impian yang di nanti..

Beribu kata telah terucap,,

bejuta harapan telah tersingkap,,

satu persatu mulai terkuak,,

Indahnya rasa saat bersama,,

dan sakitnya rasa saat tiada..

indah pada waktunya,,

damai pada saatnya..

tak ada kisah tanpa cerita,,'

dan tak akan ada suka tanpa duka,,,

ada cinta tanpa setia,,

namun tak akn ada setia tanpa cinta..

Beranjak melangkah pergi,,

menuju rutinitas yang menunggu,,

Mnoleh ke belakang sebagai pengalaman..

memandang kedepan sebagai harapan,,

Tetap melangkah dengan segala keterbatasan,,

Sebuah keyakinan yang kan tetap jadi pegangan..

Menjadikan hari ini awal dari perubahan,,,,

Berdiri,,

Menyikapi keadaan dan tak akan lari,,

merebah,,

bukan berarti merendah,,

Luruskanlah niatmu,,

Pegang teguh janjimu..

Ku ingin kau tahu,,,

Memang semua di ciptakan berpasangan,,,

saat ada pertemuan pasti ada perpisahan,,

saat ada kerekatan pasti kan ada kerenggangan,,

saat ada awal pasti juga ada akhir,,

saat ada cinta pasti juga ada benci,,

namun di saat kita tak ingin sakit karena cinta jangan sakiti cinta,,,

Menutup mata,,

mencoba menghadirkan bayangmu,,

mendekap indah rasa di hatiku,,,

menggugah rindu bersyair syahdu,,,

menengadah memejamkan mata,,

menahan sebak rasa di dada.

bersanding kata setia..

janji kias tak bermakna,,

Memandang jauh bayanganmu,,

tersingkap indah senyumanmu..

tak ada kata yang pantas terucap,,

tak ada rasa yang pantas di ungkap..

tetap berdiri berteman sepi,,

terlindung jauh rantauan diri..

Untuk kau yang di sana,,

alunan rindu yang tak terganti,,

tertuju padamu hingga nanti,,

sebuah jawaban kan kau beri,,

demi kisah manis yang tak berperi,,,

malam panjang tanpa cerita,,

dingin menerjang menusuk jiwa,,

seakan mengerti rasa yang di dalam dada..

untukmu yang ku rindu,,

Tak pernah kah kau perhatikan kanan dan kirimu,,

sungguh,,

tak ku duga sebelumnya,,

kau disana terbiasa dengan apa yang ada,,

sungguh,,

ku tak kan pernah bisa merubahnya,,

untukmu di pagi hari ini...

Tak apa jika ku sendiri,,

karena aku masih punya hati,,

Tuk merasa, tuk meminta,. tuk memberi,,

tuk berharap,, tuk mencinta,, dirimu,,

itu saja...

dan cukup untukku...

by : LUGITO PRASETTYO Follow @lgtpptt


Senin, 26 September 2011

Benarkah narsis gangguan kepribadian??


Narsis ternyata juga masuk dalam gangguan kepribadian. Tepatnya gangguan kepribadian narsistik . Anda boleh tidak percaya dan barang kali, memang perlu sebuah bukti ilmiahnya.
Bagi orang psikologi, pasti tidak asing lagi dengan yang namanya Buku pegangan PPDGJ dan DSM IV-TR. Dalam buku tersebut dijelaskan, adanya aksis II yaitu gangguan kepribadian. Diantara sekian macam gangguan kepribadian, ternyata terdapat satu gangguan yang mungkin seseorang tidak menyadari akan adanya gangguan tersebut dalam dirinya. Yaitu narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik).
Dalam buku Essentials Abnormal Psychology karya V. Mark Durand dan David H. Barlow, dijelaskan bahwa gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan yang melibatkan pola pervasive dari grandiosities dalam fantasi atau perilaku; membutuhkan pujian dan kurang memiliki empati.
Orang-orang yang menilai “tinggi” dirinya sendiri – bahkan melebih-lebihkan kemampuan riil mereka dan menganggap dirinya berbeda dengan orang lain, serta pantas menerima perlakuan khusus, merupakan perilaku yang sangat ekstrem.
Dalam mitologi Yunani, Narcissus adalah seorang pemuda yang menolak cinta Echo dan sangat terpesona dengan keelokannya sendiri. Ia menghabiskan waktunya untuk mengagumi bayangan dirinya yang tercermin di danau. Para psikoanalis, termasuk Freud, menggunakan istilah narcissistic untuk mendeskripsikan orang-orang yang menunjukkan bahwa dirinya orang penting secara berlebih-lebihan dan yang terokupasi dengan keinginan mendapatkan perhatian (Cooper dan Ronningstam, 1992).
Deskripsi Klinis
Penderita gangguan kepribadian narsistik memiliki perasaan yang tidak masuk akal bahwa dirinya orang penting dan sangat terokupasi dengan dirinya sendiri sehingga mereka tidak memiliki sensivitas dan tidak memiliki perasaan iba terhadap orang lain (Gunderson, Ronningstam, dan Smith, 1995). Mereka membutuhkan dan mengharapkan perhatian khusus. Mereka juga cenderung memanfaatkan dan mengeksploitasi orang lain bagi kepentingannya sendiri serta hanya sedikit menunjukkan sedikit empati. Ketika dihadapkan pada orang lain yang sukses, mereka bisa merasa sangat iri hati dan arogan. Dan karena mereka sering tidak mampu mewujudakan harapan-harapannya sendiri, mereka sering merasa depresi.
Menurut DSM IV-TR, kriteria gangguan kepribadian narsistik yaitu, pandangan yang dibesar-besarkan mengenai pentingnya diri sendiri, arogansi, terfokus pada keberhasilan, kecerdasan, kecantikan diri, kebutuhan ekstrem untuk dipuja, perasaan kuat bahwa mereka berhak mendapatkan segala sesuatu, kecenderungan memanfaatkan orang lain, dan iri kepada orang lain.
Penyebab dan Penanganan
Beberapa penulis, termasuk Kohut (1971, 1977), percaya bahwa gangguan kepribadian narsistik muncul dari kegagalan meniru empati dari orang tua pada masa perkembangan awal anak. Akibatnya, anak tetap terfiksasi di tahap perkembangan grandiose. Selain itu, anak (dan kelak setelah dewasa) menjadi terlibat dalam pencarian, yang tak berkunjung dan tanpa hasil, figure ideal yang dianggapnya dapat memenuhi kebutuhan empatiknya, yang tak pernah terpenuhi.
Treatment research sangat terbatas, baik dalam hal jumlah studi maupun laporan tentang kesuksesannya (Groopman dan Cooper, 2001). Bila terapi dicobakan pada individu-individu ini, terapi itu sering kali difokuskan pada grandiositas, hipersensivitas terhadap evaluasi orang lain, dan kekurangan empati terhadap orang lain (Beck dan Freeman, 1990). Terapi kognitif diarahkan pada usaha mengganti fantasi mereka dengan focus pada pengalaman sehari-hari yang menyenangkan, yang memang benar-benar dapat dicapai. Strategi coping seperti latihan relaksasi digunakan untuk membantu mereka mengahadapi dan menerima kritik. Membantu mereka untuk memfokuskan perasaannya terhadap orang lain juga menjadi tujuannya. Karena penderita gangguan ini rentan mengalami episode-episode depresif, terutama pada usia pertengahan, penanganan sering dimulai untuk mengatasi depresinya. Tetapi, mustahil untuk menarik kesimpulan tentang dampak penanganan semacam itu pada gangguan kepribadian narsistik yang sesungguhnya.

Source : http://jilbablovers.wordpress.com/2010/12/17/benarkah-narsis-termasuk-gangguan-kepribadian/

Minggu, 20 Desember 2009

Tersenyumlah...!!!

Orang berkata: "Langit selalu berduka dan mendung."
Tapi aku berkata: "Tersenyumlah, cukuplah duka di langit sana."
Orang berkata: "Masa muda telah berlalu dariku."
Tapi aku berkata: "Tersenyumlah, bersedih menyesali masa muda tak akn pernah bisa mengembalikannya."
Orang berkata: "langitku yang ada di dalam jiwa telah membuat aku merana dan beduka.Janji-janji telah menghianatiku ketika qlbu telah menguasainya.Bagaimana aku snggup mengembangkan senyum manisnya"
Tapi aku berkata: "Tersenyum dan berdendanglah, kala kau mebandingkan semua umurmu kan habis untuk merasakan sakitnya."
Orang berkata: "Perdagangan selalu pnuh dengan intrik dan pnipuan, ia laksana musafir yang aka mati terserang haus."
Tapi aku berkata: "Tetaplah tersenyum, karena gkau akan mandapatkan penangkal dahagamu. cukuplah engkau tersenyum, karena mungkin hausmu akan sembuh dengan sendirinya. maka mengapa engkau harus bersedih dengan osa dan kesushan orang lain, apalagi sampai engkau solah-olah yang melakukan dosa dan kesalahan itu?"
Orang berkata; "Sekian hari raya telah tampak tanda-tandanya seakan memerintahkanku membeli pakaian baru, sedangkan aku tidak memegang satu rupiah pun."
Ku katakan: "Tersenyumlah, cukuplah bagimu karena egkau masih hidup, dan engkau tidak kehilangan saudara-saudara dan kerabat yang engkau cintai."
Orang berkata; "Wjah berseri tak membuat dunia bahagia yang datang ke dunia dan pergi dengan gumpalan amarah."
Ku katakan: "Tersenyumlah, selama antara kau dan kematian ada jarak sejengkal, setelah itu engjkau tidak akan pernah tersenyum lagi."

To my mom

IBU

Sekian lama kau dampingiku,
Sekian lama kau ada disampingku
kata yang terucap dari bibirmu,
Buatku semakin kuat, tegar,
Dengan tanganmu kau hapus air mataku,
Dengan cintamu kau bimbing aku,
Ibu,
Aku tahu aku tak akn bisa,
tak akan bisa,
dan tak akn pernah bisa balas semua yang telah ibu berikan buatku...





Terima kasih yang pertama aku ucapkan untuk ibuku tercinta, karena atas jasa-jasanya aku bisaa ada di dunia ini. Beliau telah mengandung aku kurang lebih 9 bulan 10 hari. Aku tahu tak mudah untuk ibu dalam menjagaku, membesarkanku, dan memberikan nasehat untukku. Namun, itu semua ibu lakukan dengan penuh semangat, kesabaran, perhatian, kasih sayang, dan juga cinta. Tanpa ibu aku tidak akan ada didunia ini, aku tidak akan bisa menikmati dunia, tak akan bisa merasakan asam manis dunia, tak akan tahu gelap terangnya dunia, tak akan bisa berjalan tegak, tanpa ibu. ibu yang membuat aku bisa tahu semua ini tentang yang baik dan yang buruk, yang gelap dan yang terang.
Sejak kecil ibu telah mendampingiku dengan kelembutan,dengan sabar ibu mendidikku dengan pelan-pelan, sedikit demi sedikit, ibu tentunya berharap aku akan menjadi anak yang baik,berbakti pada orang tua, dan taat pada agama. Sejak aku kecil hingga sekarang, banyak pengalaman yang aku lalui bersama ibu, masa-masa yang selalu aku rekam dan ingat dalam memori terdalamku.Dari pertama aku lahir ibu selalu memberikan asi untukku, ibu beharap dengan asi tersebut aku bisa menjadi anak yang sehat. Tiap hari ibu selalu mendampingiki entah di saat aku tertidur pulas, menangis, tertawa, bersedih bahkan disaat aku sedang saakit. Disaat aku mulai beranjak besar, ibu mulai mengenalkanku dengan hal-hal yang baik dan yang buruk. Ibu selalu mengingatkanku setiap aku akan melakukan sesuatu, perhatian ibu padaku tak akan aku lupakan.setelah aku mulai masuk di sekolah, ibu tiap hari selalu mangantarku dan aku tak akan pernah lupa akan pesannya tiap aku berpamitan untuk berangkat sekolah,"Sekolah sing tenanan", itu adalah kata yang sellu aku ingat yang terucap dari bibirnya tiap aku berangkat sekolah dulu,namun sekarang aku jarang bisa berpamitan tiap mau berangkat sekolah karena ibu sekarang sibuk dengan pekerjaannya. Setiap aku berangkat pasti ibu sudah tidak ada di rumah.Namun itu semua untuk keluarga. Ibu sengaja memasukkan aku di MI bukan di SD karena ibu ingin aku tidak hanya pandai belajar ilmu dunia tapi juga ilmu agama. Saat aku MI tiap hari ibu selalu bangun pagi untuk membuatkan aku sarapan, walaupun aku tahu ibu lelah dari kerjanya. tapi itu semua demi aku, demi membuatkan aku sarapan. Setelah pulang sekolah aku sudah tidak bisa melihat ibuku karena ibu sedang berada diruang kerjanya mencucurkan keringat untuk mendapat biaya untuk sekolahku. Sejak MI sampai SMP aku sudah jarang bisa bercanda dengan ibu, pagipun kadang aku sudah tidak bisa melihat wajah ibuku yang dulu sangat ceria untuk mendampingiku. siang hari aku tiap hari kecuali hari minggu tak pernah bisa lihat wajah ibuku. sore hari waktu ibu pulang dari kerja sudah kelihatan sangatletih. Kadang ibu pulang dengan wajah yang murung tapi aku tidak berani untuk bertanya kenapa, karena aku tidak mau mengganggu waktu istirahat ibu. Sekian lama perjalananku bersama ibu banyak hikmah yang bisa aku dapatkan. Bagaimana aku membalas semua itu ibu?
Terkadang aku memikirkan semua itu tapi kadang terlintas di benakku kalau aku tak akan mampu membalas itu semua. Tiap habis magrib saat ibuku tertidur pulas mengarungi mimpinya, aku pandangi wajah ibu yang mulai keriput tapi masih tetap cantik untukku. aku melihat banyak tragedi yang ada di dalam tubuh yang sedang mencoba memulihkan tenaga untuk hari esok. namun di balik semua itu terdapat semangat yang tinggi. IBu, aku tau perjuanganmu tulus, banyak gejolak yang terjadi dalam jiwamu. tapi maafkanlah aku yang selama ini masih selalu mengharap lebih darimu. Padahal aku tau. sudah saatnya aku membalas semua yang telah ibu berikan untukku, maafkan aku ibu, maafkan aku, aku yang sekarang mungkin masih belum bisa menjadi sseprti yang ibu harapkan dulu, aku yang masih sering buat ibu marah, kesal, khawatir, sakit hati maafkan aku ibu.
Ibu entah jadi apa aku sekarang kalau tanpa ibu, mungkin aku akan jadi anak yang jauh dari kata baik. Ibu terima kasih untuk semuanya, aku berjanji akan berusaha sekuat tenaga untk membalas semua yang telah ibu berikan untukku.
SELAMAT HARI IBU....!!!